IMC

Desain tanpa judul (18)

Medianya Mahasiswa ITB-MG

Oleh: Joko Intarto
——-
Konten apa pun sebenarnya bisa dibukukan. Cuma, masih sedikit orang Indonesia yang mau melakukan. Apa kendalanya?

——

Ada beberapa alasan orang tidak mau menerbitkan buku. Ini yang paling banyak:

Bukan Pakar
Buku dipersepsikan sebagai media yang hanya layak buat orang-orang dengan keahlian tinggi. Padahal, tidak ada larangan bagi orang awam untuk menerbitkan buku.

Menulis itu Sulit
Pendapat ini ada benarnya. Tetapi itu bisa diatasi. Ikut kursus menulis, kalau ada waktu. Atau, panggil saja penulis profesional. Pasti jadi buku.

Prosesnya Ribet
Pendapat ini juga tidak terlalu salah. Tapi yang benar bukan ribet, melainkan prosesnya agak Panjang.

Bagaimana cara memulainya?

Jagaters Studio sekarang sudah punya tim penerbitan buku yang lengkap. Mereka adalah para professional yang berpengalaman dalam data research, interviewer, writer, editor, photographer, graphic designer, web designer dan web developer. Beberapa mantan wartawan ‘’Jawa Pos’’ dan ‘’Kompas’’ yang berpengalaman menulis buku menjadi motornya.

Di Jagaters Studio, proses penerbitan buku disederhanakan menjadi lima tahap:

Tahap I: Diskusi
Diskusikan rencana Anda dengan tim kreatif.

Tahap II: Konsep
Berdasarkan diskusi tersebut, tim kreatif akan menysun konsep buku Anda, lengkap dengan outline, konsep mockup, estimasi waktu pengerjaan dan biayanya.

Tahap III: Persetujuan
Kalau konsep kreatif sudah sesuai, silakan beri persetujuan.

Tahap IV: Produksi
Sesuai timeline yang telah disusun, produksi buku dijalankan setahap demi setahap. Dari riset hingga pembuatan dummy.

Tahap V: Publikasi
Bila Anda setuju dengan dummy telah dibuat, maka buku akan segera terbit.

Penerbitan buku bisa dilakukan dengan dua metode:
1. Buku konvensional alias buku cetak
2. Buku digital alias buku elektronik

Anda boleh memilih salah satu, atau dua-duanya. Link berikut adalah contoh e-book yang baru terbit dua pekan lalu: https://bit.ly/SJAMSIRKADIR

Semoga bermanfaat.(jto)